Ramalan suku Aztex akan kehancuran dunia berasal dari perhitungan Sandi-kala dari Nusantara

|| || , || Leave a comments

 MIM

Sunda (Matahari) sebagai tonggak pusat peredaran waktu (Saka-Kala / Sang Saka-Kala / Sang Sakala) merupakan penentu kehidupan mahluk Bumi (terutama bagi manusia). Tidak ada satupun yang dapat terlepas dari “waktu”; “hidup, mati, jodoh, bahagia, dan celaka” semua diatur oleh sang waktu.

Waktu / Kala adalah Kualitas Cahaya yang diakibatkan oleh keberadaan Matahari (Sang Guru Hyang / Ra / Sunda / Sang Hyang Siwa / Sang Hyang Tunggal), sebagian orang menyebutnya sebagai Dewa, dan sebagian lagi menyebutnya sebagai Malaikat (Molekul). Perobahan cahaya (waktu) mengakibatkan terjadinya perobahan pada alam (peristiwa alami) misalnya; terjadi pembusukan, terjadi penuaan, terjadi perobahan warna, terjadi pengeroposan, dsb.

Manusia harus selalu waspada terhadap gerak sang waktu, itu sebabnya para leluhur kita membuat “perhitungan2″ (primbon) agar manusia terhindar dari bahaya atau agar tidak berakibat terlalu fatal, sebab; arah, warna, gerak, dsb sangat dipengaruhi oleh waktu (cahaya), dan yang “kehidupan” itu adalah proses kejadian dalam “waktu dan ruang” (Kala-Pa).

Primbon disusun berdasarkan pengamatan seksama atas segala kejadian, bersifat terus-menerus berkelanjutan dari masa ke masa, dan pencatatan primbon tersebut telah berlangsung selama ribuan tahun… jadi bukan sesuatu yang baru. Namun tidak sedikit masyarakat sekarang menganggap perhitungan Primbon adalah parktek klenik bahkan sebagaian menyebutnya musrik.

Leluhur bangsa Nusantara (Galuh Agung) yang menganut ajaran Sunda (Matahari) sangat memahami nilai cahaya (waktu). Mereka membuat rumusan Sandi-Kala (Time Code) sebagai sebuah metoda untuk mengukur perobahan cahaya (waktu) yang mempengaruhi peri kehidupan alam dan manusia (planet Bumi dan alam semesta). Perhitungan berdasarkan Sandi-Kala bukan hanya berlaku pada kehidupan perseorangan saja, melainkan dari hal kecil hingga jagat kehidupan, dari kelahiran hingga kematian…. hingga siklus kehidupan Bumi yang diakibatkan oleh pergeseran waktu.

Oleh para Leluhur Nusantara, Sandi-Kala yang mencakup segala unsur kehidupan itu disebarkan ke seluruh dunia kepada segala bangsa, dan salah-satunya kepada masyarakat suku Maya di Mexico (Amerika)** yang ramalannya telah menghebohkan dunia. Perhitungan tentang kehancuran Planet Bumi tersebut sesungguhnya sudah ada di negara kita dan tersimpan dengan baik…. namun kebanyakan bangsa Indonesia telah menjauhi dan melupakannya.

Pola hitungan waktu itu berupa putaran jarum jam yng menunjukan kualitas cahaya (waktu) :

1. Sandi SUNDA : Purwa –> Daksina –> Pasima –> Utara –> Madya (dan berputar kembali… siklus… segalanya di atur oleh Madya / Tengah).

2. Sandi HINDU : Iswara –> Brahma –> Mahadewa –> Wisnu –> Siwa (dan berputar kembali… siklus… segalanya di atur oleh Siwa).

3. Sandi MODERN : Timur –> Selatan –> Barat –> Utara –> Pusat (dan berputar kembali… segalanya di atur oleh Pusat)

4. Sandi WARNA : Putih –> Merah –> Kuning –> Hitam –> Segala Warna (dan berputar kembali… segalanya di atur oleh Segala Warna).

Arti atas semua keterangan di atas itu adalah :

1. PURWA / ISWARA / TIMUR / PUTIH = awal kehidupan hingga memasuki awal peradaban manusia

2. DAKSINA / BRAHMA / SELATAN / MERAH = era peradaban hingga puncak perdaban manusia

3. PASIMA / MAHADEWA / BARAT / KUNING = era keruntuhan peradaban / masa akhir perdaban

4. UTARA / WISNU / UTARA / HITAM = era kehancuran / tiamat / kiamat

5. MADYA / SIWA / PUSAT / SEGALA WARNA (Cahaya) = peleburan… kemanunggalan.

Jadi ramalan akhir jaman itu bukan hanya ada di suku Maya, melainkan ada disegala suku bangsa di dunia yang menganut ajaran Matahari…. dan peristiwa tiamat / kiamat itu telah terjadi berulang kali… dan yang mengabarkannya keseluruh dunia adalah para leluhur bangsa Galuh Agung (Nusantara).

Boleh jadi yang terakhir membawa kabar itu adalah ajaran Islam… namun ajaran itu telah DISELEWENGKAN dari pakem aslinya… entah oleh siapa….??? maka itu sebabnya kaum muslim melakukan ritual 5 waktu yang disebut “sholat”, yang ditentukan oleh 5 Cahaya / Waktu.


Sumber  :  A.I