RAHASIA CANTI CETHO & PANATARAN : BUKTI NUSANTARA PUSAT PERADABAN DUNIA (1)

|| || , || 2 comments
Candi Cheto

Di Indonesia terdapat berbagai macam candi. Terutama di pulau Jawa ada bermacam-macam candi yang tersebar mulai dari Jawa Timur sampai ke ujung Barat pulau Jawa. Namun ada beberapa kejanggalan yang bisa dilihat di beberapa candi yang ada di Pulau Jawa. Kejanggalan terlihat dari patung dan relief yang ada. Kalau pengukuran secara tahun oleh arkeolog benar maka banyak hal yang tidak masuk akal di dua candi yang telah kami teliti yaitu Candi Cetho dan Candi Penataran.

Candi Cetho terletak di lereng Gunung Lawu, berada di Dusun Ceto, Desa Gumeng, Kecamatan Jenawi, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, pada ketinggian 1400 m di atas permukaan laut. Dilihat dari bentuknya, Candi Cetho tidak seperti candi-candi lain yang ada di Indonesia, tapi justru mirip dengan candi-candi yang ada di peradaban bangsa Inca, Maya di Amerika Latin.

Beberapa arkeolog Indonesia mengatakan bahwa Candi Cetho dibuat pada Jaman Majapahit, tepatnya pada saat pemerintahan Prabu Brawijaya ke V. Jika memang demikian maka ada banyak keganjilan yang patut dipertanyakan. Antara lain, batu candi yang terbuat dari batu kali,padahal pada era Majapahit, batu candi dibuat dari batu bata merah.Kemudian, dilihat dari bentuk relief di Candi Cetho, tingkat presisi dan kerapian pemahatannya masih sangat sederhana. Tidak seperti di era Majapahit yang jauh lebih detail menggambarkan figur-figur patung ataupun relief. Hal ini mengindikasikan usia Candi Cetho yang lebih tua dari era Majapahit.

Demikian juga patung-patung yang ada di Candi Cetho banyak menunjukkan hal-hal yang jauh lebih tua dari jaman Majapahit. Ada beberapa patung yang tidak menggambarkan orang Jawa yang ada pada masa itu, patung tersebut justru lebih mirip dengan sosok orang Sumeria. Padahal kebudayaan Sumeria dikatakan sebagai kebudayaan tertua di dunia. Dari sisi wajah dan potongan rambut tidak menunjukkan orang Jawa tetapi justru memiliki kesamaan dengan orang Sumeria, Viking, Romawi, atau Yunani. Namun dari sisi pembentukan mata sangat identik dengan patung Sumeria.





Dari wajah dan cara berpakaian serta perhiasan yang dikenakan bukan ciri khas Jawa
melainkan ciri khas Sumeria, tetapi mengapa dipatungkan seperti orang yang takluk dan dengan wajah ketakutan ?

Bila diperhatikan dari sisi perhiasan, untuk telinga biasanya orang Jawa menggunakan
Sumping, sedangkan pada patung ini hanya menggunakan anting-anting. Pada lengan tangan biasanya menggunakan kelat bahu dan pada patung ini tidak, juga pergelangan tangan orang Jawa biasanya memakai gelang keroncong, tetapi pada patung ini terlihat menggunakan gelang yang sangat mirip dengan jam tangan, gelang sejenis ini merupakan gelang ciri khas dari daerah Sumeria.



 
Patung di Candi Cetho

 
Model tutup kepala orang Sumeria

Terlihat gambar dari orang Sumeria yang bisa di ambil dari internet. Dalam gambar tersebut terlihat bahwa bentuk perhiasan mirip seperti yang terlihat di patung yang ada di Candi Cetho.




 
Kebiasaan di Sumeria, perhiasan berupa gelang menyerupai jam tangan yang hanya digunakan oleh mereka yang dari kalangan bangsawan dan ksatria. Begitu juga dengan bentuk mahkota rambut dan jenggot yang mirip, dari sisi cara berpakaian
agak lain dengan yang di gambar ini. Bentuk mata sangat mirip, karena digambarkan mata yang besar dan lebar.

Bila kita perhatikan lebih jauh, mengapa ada patung yang pada dasarnya sangat mirip dengan orang Sumeria yang ada di Candi Cetho. Sedangkan orang Sumeria yang menggunakan pakaian seperti itu menurut literatur ada di jaman 3000 - 4000 tahun sebelum Masehi. Kalau mereka dikatakan manusia pertama yang mempunyai peradaban dan tata sosial yang sudah bagus, mengapa mereka menyembah dan kelihatan takluk di Candi Cetho ?.

Jadi apakah bangsa kita tidak ada peradaban pada waktu itu ataukah peradaban kita sudah lebih maju dari mereka ? Selain kaitannya dengan orang Sumeria, pada relief di Candi Cetho tergambar sosok prajurit Jawa di mana gambar tersebut juga terdapat di relief yang ada di Candi Sukuh dan di Villahermosa, Mexico.
Relief di Candi Cetho

 
Relief di Candi Sukuh 

Relif di Villahermosa, Mexico.



Sekali lagi kita perhatikan, patung yang patut diduga adalah sosok dari orang Sumeria yang berada di Candi Cetho dengan sebuah relief yang berada di Monte Alban, Qaxaca, Mexico yang menunjukkan sebuah kemiripan.

Patung di Candi Cetho 
 
Relief di Monte Alban, Qaxaca, Mexico
 
Pada kedua gambar di atas, sama-sama tergambar sosok yang sedang dalam ketakutan, takluk dan menyembah atau menghormati.
Adakah hubungan peradaban bangsa kita dengan peradaban bangsa Maya Inca di Amerika Latin dalam menghadapi bangsa Sumeria ?
Begitu juga beberapa patung yang terdapat pada Candi Sukuh yang letaknya tak jauh dari Candi Cetho yang sama-sama terletak di lereng Gunung Lawu dengan ketinggian 1186 m diatas permukaan laut, berada di Dusun Berjo, Desa Sukuh, Kecamatan Ngargoyoso, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah.




Candi Sukuh sebuah candi dengan bangunan yang unik, karena terdapat kesamaan bentuk dengan bangunan-bangunan yang ada di Saqqara Mesir, Chichen Itza dan Tenochticlan di Mexico, serta Copan di Honduras.
Pada kawasan Candi Sukuh terdapat beberapa patung berbadan manusia tapi bersayap seperti burung, sayang kepalanya telah hilang.
Namun pada bagian belakang kawasan Candi Sukuh masih dapat ditemukan beberapa patung sosok manusia bersayap yang masih utuh, dan ternyata kepalanya menyerupai bentuk burung. Kesamaan bentuk sosok manusia berkepala burung ternyata terdapat pula kemiripannya pada patung yang berasal dari bangsa Maya, literasi kuno pada bangsa Yahudi, serta relief dan patung pada bangsa Sumeria, Babylonia dan Assyrian.

Relief di Candi Sukuh




Gambar di bawah adalah patung dari suku Maya, 
Sedang gambar di bawah adalah literasi kuno “The Famous Bird-head Haggadah” dari bangsa Yahudi.

Sosok manusia berkepala burung yang sering disebut Anunnaki pada relief di Sumeria yang ternyata memakai perhiasan berupa gelang yang mirip dengan jam tangan, sama dengan yang dipakai oleh para bangsawan dan ksatria mereka.


 
Perhatikan juga kemiripan manusia berkepala burung pada gambar-gambar di bawah ini :


Gambar di atas adalah patung sosok Pazuzu yang terbuat dari batu hitam yang berasal dari Babylonia.

Gambar di atas adalah patung yang berasal dari peradaban Assyrian


begitu juga gambar di atas adalah lempengan perunggu berlapis emas yang juga berasal dari Assyrian.

Hubungan apakah di masa lalu antara leluhur bangsa kita dengan bangsa Maya,bangsa Sumeria, Babylonia, Assyrian dan spesies manusia berkepala burung ?

Bersamabung bagian (2)

Sumber : Yayasan Turangga Seto