Sepuluh persen saja dari total jumlah penduduk Indonesia membeli obligasi negara senilai minimal 4.200 dolar AS (setara dengan Rp 38,64 juta), mimpi Tirta Sangga Jaya akan menjadi kenyataanMewujudkan mimpi ‘Tirta Sangga Jaya’ memerlukan biaya yang sangat besar. Dengan panjang 240 kilometer melintasi Bodetabek, lebar sungai 100 meter dan masing-masing sisi kanan dan kiri bantaran kanal dibangun jalan raya selebar 50 meter membutuhkan luas lahan 48.000 kilometer persegi.
Pengerjaan TSJ diperkirakan membutuhkan 5.000 unit excavator baru dalam waktu bersamaan. Jika masing-masing unit seharga 100.000 dolar AS, maka untuk pengadaan excavator saja proyek Tira Sangga Jaya membutuhkan dana 500 juta dollar AS yang bila dirupiahkan dengan kurs Rp 9.200, sama dengan Rp 4,6 triliun. Syaykh AS Panji Gumilang sendiri memperkirakan akan dibutuhkan total biaya sedikitnya 100 miliar dollar AS, setara Rp 920 triliun.
Para insinyur, arsitek dan semua yang terlibat dalam pembangunan proyek, tentu bisa segera memilah-milah alokasi penggunaan dananya. Misalnya, berapa persen untuk biaya konsultasi, biaya tenaga kerja (manhours) untuk ratusan ribu pekerja selama tiga tahun, biaya peralatan, biaya material dan bahan-bahan, dan biaya-biaya lainnya. Para praktisi ekonomi makro maupun mikro juga bisa menghitung proyek ini dari sudut pandangnya masing-masing.
Bila besarnya biaya pembangunan Tirta Sangga Jaya digambarkan dari produk domestik bruto (PDB) Indonesia, yang saat ini mencapai Rp 1.300 triliun. Maka, apabila biaya pembangunan proyek mencapai Rp 920 triliun, itu sama dengan sekitar 71 persen dari PDB. Artinya, Indonesia akan bisa mewujudkan Tirta Sangga Jaya dengan tidak makan-minum selama 258,30 hari dalam setahun.
Atau, apabila selama tahun 2007 ini pemerintah menganggarkan anggaran Belanja Pembangunan sebesar Rp 350 triliun, maka, pemerintah bisa membangun Tirta Sangga Jaya selama 2,6 tahun dengan syarat tidak melakukan investasi apapun sebab seluruh investasi pembangunan dialokasikan ke proyek Tirta Sangga Jaya. Tetapi apakah pendanaan model seperti itu yang dimimpikan Syaykh? Ternyata tidak.
Syaykh mengatakan, jika Indonesia dalam sekali utang bisa meminjam ke luar negeri 40 miliar dollar AS, maka proyek mandiri nasional Tirta Sangga Jaya tidak perlu meminjam ke luar negeri, melainkan dengan menerbitkan obligasi yang hanya diperjualbelikan di dalam negeri.
Syaykh mempunyai hitungan tersendiri dengan merujuk jumlah penduduk Indonesia yang mencapai 240 juta jiwa. Syakh percaya jika terdapat 10 % dari jumlah penduduk yang memiliki uang diam dan mampu membeli obligasi senilai minimal 4.200 dolar AS (setara dengan Rp 38,64 juta), maka dengan mengajak mereka saja sudah terkumpul dana sebesar 100,8 milyar dollar AS setara dengan Rp 927,360 triliun. Mimpi Tirta Sangga Jaya pun pasti terwujud.
Sumber : tsj blogspot